19 September 2012 | 16:35
Asap masih mengepul di atas pemanggangan, barisan kayu
masih terjajar rapi sepanjang 9 km, ketika berita ini ditulis. Muara Badak,
sebuah Kecamatan di Kabupaten Kutai kertanegara, baru saja selesai menggelar
hajat besar, rekor muri baru saja terpecahkan, bukan saja Rekor Nasional, tapi
juga Rekor Dunia, yaitu “Bakar Ikan Sepanjang 9 Km”, setelah sebelumnya
ditorehkan oleh Tapanuli Tengah Sumatera Utara, bakar ikan sepanjang 7,2 km
yang digelar di pantai Sorkam pada 23 agustus 2012 lalu.
Pagi masih buta…Ketika sekelompok masyarakat
sudah berbondong-bondong menuju pembakaran ikan yang dijajar di tengah jalan,
ketika matahari mulai merangkak naik, barisan arang kayu sudah terjajar rapi
mengisi cekungan pembakaran, tepat pukul 09 pagi, berbagai jenis ikan sudah
berlomba memamerkan daging mentah mereka, siap untuk dibakar.
Tak kurang 9000 ribu manusia, Ibu-ibu,
bapak-bapak, tua muda menjadi pelaku pembakaran ikan tersebut, mereka berbaris
rapi mengambil tempat masing-masing dengan tangan kanan memegang kipas sesuai
pembagian desa dan RT yang sudah di tentukan sehari sebelumnya.
Namun…sampai pukul 12 siang, tim penilai dari Museum Rekor
Indonesia (MURI), belum juga menampakkan batang hidungnya, panas yang
menyengat, mulai mengendorkan sedikit semangat masyarakat, bahkan segelintir
orang sudah tak sabar dan mengambil ikan yang telah mereka bakar untuk disantap
bersama kelompok dan keluarga mereka di tepi jalan.
Beruntung tim panitia yang dikomandoi oleh Karang
Taruna dan Kelompok Gerakan Pramuka SMU dengan sigap mengisi kembali
kantong-kantong pembakaran yang sudah raib.
Akhirnya… antusiasme dan kesabaran yang tinggi
dari masyarakat Muara Badak terbayar lunas, setelah pihak MURI yang diwakili
oleh Bapak Paulus Pangka, SH, menyatakan dengan resmi, bahwa kegiatan pemecahan
rekor bakar ikan terpanjang di Indonesia sejauh 9 km, dinyatakan sah sekaligus
mematahkan rekor bakar ikan terpanjang sebelumnya.
Gemuruh sorak sorai seketika membahana di langit
muara badak, rasa bangga sekaligus haru terpancar di wajah-wajah orang muara
badak, bahkan beberapa orang terlihat meneteskan air mata.
Sungguh hal tersebut tidaklah berlebihan, karena
untuk diketahui, sumber dana dari kegiatan pemecahan rekor muri yang
menghabiskan ikan tak kurang dari 10 ton, 5 truk kayu sapihan, berkilogram paku
dan kawat bendrat, serta ratusan karung arang kayu ini, seluruhnya berasal dari
swadaya masyarakat, tidak sama sekali menggunakan dana dari pemerintah,
walaupun Kecamatan Muara Badak berada di tengah-tengah Kabupaten terkaya di
Indonesia, yaitu Kabupaten Kutai Kertanegara dan bercokol pula puluhan
perusahan minyak dan gas raksasa dunia.
Tak urung Bapak Paulus (pihak MURI), menyatakan
rasa salutnya, karena untuk rekor fantastis seperti ini, biasanya menelan dana
tak kurang dari 5 milyar rupiah dan biasanya hanya dilaksanakan oleh pihak
Pemda Propinsi, minimal oleh Pemda Kabupaten, namun sanggup dilaksanakan oleh
hanya tingkat kecamatan. Lebih lanjut Bapak Paulus dalam sambutannya menyatakan
rasa bangganya, karena walaupun dihadiri tak kurang dari 43.000 Masyarakat dari
18 Desa yang ada di kecamatan Muara Badak, acara tersebut berlangsung sangat
tertib dan damai, jauh dari kerusuhan seperti yang biasa beliau alami di
beberapa daerah sebelumnya.
Bapak Camat Muara Badak, Bapak Drs. Sunggono
ketika diwawancarai oleh sebuah stasiun Televisi Swasta Nasional, menyatakan
bahwa Bakar Ikan dipilih sebagai kegiatan Pemecahan Rekor Muri dalam rangka
memperingati Hari Ulang Tahun Muara Badak yang ke - 257 tahun ini, karena
melihat potensi Kelautan khususnya dibidang perikanan yang dimiliki oleh Muara
Badak. Selama ini Muara Badak sudah cukup dikenal sebagai sentra penghasil ikan
di Kutai Kertanegara dan memasok kebutuhan ikan di daerah lainnya di Kaltim,
bahkan beberapa komoditi seperti udang dan kepiting, telah diekspor pula ke
mancanegara, khususnya ke Jepang,
Korea dan
beberapa Negara di Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar